Teknologi Informasi merupakan kebutuhan yang
sangat urgen, bahkan tidak bisa dipisahkan dari setiap lini kehidupan manusia,
Misalkannya saja, radio, televisi, telepon genggam, komputer dan sebagainya,
itu semua merupakan produk TI yang tak lain diciptakan ialah untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Saat ini, persentase jumlah lulusan
sarjana teknik di Indonesia masih rendah, yakni hanya 11 persen dari total jumlah
lulusan perguruan tinggi tiap tahunnya. Jumlah tersebut ditargetkan naik menjadi 15 persen pada 2015. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, di negara maju
jumlahnya sudah 20 persen dan Malaysia sudah mencapai angka itu. Jumlah sarjana
teknik perlu ditingkatkan untuk mendukung pembangunan nasional. Ini penting, mengingat kebutuhan untuk menggerakkan ekonomi,
di tengah majunya industri dan infrastruktur di Indonesia sangat tinggi[1].
Sayangnya,
kebanyakan dari kita hanya berstatus sebagai konsumen dari
produk-produk TI tersebut, bukan sebagai pengembang teknologi. Padahal sebelumnya negara kita sempat dikenal sebagai
salah satu pionir di bidang telekomunikasi
dengan digunakannya satelit Palapa. Indonesia sebagai negara ketiga yang
memiliki satelit telekomunikasi. Saat ini, dengan semakin banyaknya jumlah
pengguna telepon seluler dan akan terus bertambah, maka sudah seharusnya kita tetap menjadi pelopor. Kenyataannya kita
hanya sebagai konsumen, dengan Mengimpor teknologi telekomunikasi dari luar negeri. Ini merupakan tantangan bagi generasi muda Indonesia untuk lebih maju
membangun teknologi dengan mengadakan berbagai riset.
Di tengah-tengah budaya hedonisme yang semakin akut dan tingkat
konsumerisme terhadap produk-produk teknologi semakin tinggi, penguasaan sains
dan teknologi diharapkan dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup
kita dan dapat meningkatkan perekonomian negara, sebagaimana yang di ungkapkan
oleh Chong Moon Lee, salah seorang pengamat teknologi dan ekonomi, beliau
mengatakan bahwa ada tiga cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara lain
sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
dan memperkuat faktor input dari tenaga kerja (labour)
dan capital;
2.
Melalui
perdagangan dan keuntungan komparatif (misalnya melalui spesialisasi);
Dari pendapat yang di ungkapkan oleh Chong-moon lee di atas, mari kita
fokuskan kepada faktor yang terakhir, yaitu bagaimana kita mengembangkan
inovasi dan entrepreneurship. Untuk
sementara ini lupakan dahulu entrepreneurship karena merupakan
pokok bahasan tersendiri. Inovasi muncul dari riset. Jika
kita ingin menterjemahkan “riset” sebagai seorang purist, maka riset seharusnya difokuskan kepada hal yang sifatnya
teoritis atau penelitian murni atau sains. Namun seringkali kita menggunakan
kata riset untuk hal-hal yang lebih umum, termasuk di dalamnya adalah istilah applied research. Sebetulnya selain research ada development (pengembangan). Sains terkait dengan riset, sementara teknologi lebih ke arah
pengembangan. Inilah mengapa masa depan Indonesia
ditentukan oleh sains dan teknologi.
Ada beberapa hal yang menurut penulis perlu dikembangkan dalam kaitannya
dengan dunia penelitian di Indonesia, antara lain:
Pertama, menghidupkan pertemuan ilmiah, ini salah satu
cara yang efektif dalam meningkatkan riset yang dapat memberi wawasan yang luas
dan dapat bertukar pikiran antara satu sama lain. Kita ketahui bahwa di negara
maju seperti Jepang, pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh komunitas
ilmiah merupakan hal yang sangat lumrah bahkan bagi mahasiswa S1 sekalipun.
Selain dapat merangsang (meningkatkan/membakar) semangat meneliti (penelitian), pertemuan ilmiah oleh komunitas ilmu
tertentu akan dapat membantu mahasiswa dan peneliti mengetahui perkembangan
terbaru dari riset di bidangnya.. Selain itu pertemuan ilmiah yang juga menjadi
ajang yang sangat penting demi terbangunnya kerja sama antar satu
komunitas degan komunitas lainya .
Kedua, mendorong terjadinya sinergi antar laboratorium. Adalah hal yang kita
ketahui bersama bahwa pendanaan merupakan kendala terbesar bagi kemajuan riset
di Indonesia, bahkan negara negara maju sekalipun mempunyai
masalah yang sama seperti Indonesia. Dengan adanya keterbatasan tersebut, selayaknya
dilakukan kerjasama dari dua atau bahkan beberapa laboratorium untuk mengatasi
keterbatasan yang ada. Kerja sama antar laboratorium juga akan mampu menekan
penelitian yang berulang yang sebenarnya telah dilakukan oleh salah satu laboratorium.
Ketiga, mengembangkan jurnal-jurnal ilmiah di tanah air. Saat ini sebenarnya
sudah ada beberapa jurnal ilmiah yang dikelola oleh komunitas ilmiah. Meskipun
begitu komunitas
tersebut tidak terlalu hidup kecuali sebatas pengurus komunitas ilmiahnya, disamping
masalah pendanaan yang tidak jarang membuat sebuah jurnal ilmiah kemudian mati
suri. Padahal keberadaan sebuah jurnal ilmiah yang terbit secara berkala
merupakan suatu
pendukung keberadaan riset pada bidang tersebut. Jurnal ilmiah juga bisa menjadi
wahana saling bertukar informasi yang efektif pada sebuah bidang ilmu
pengetahuan maupun ilmu pengetahuan lainya.
Menghidupkan jurnal ilmiah akan menjadi satu jalan penting untuk
kebangkitan IPTEK di Indonesia. Berbagai cara sebenarnya bisa dilakukan untuk
mewujudkan hal ini mulai dari dimasukkannya poin penilaian secara khusus bagi
peneliti yang mampu mempublikasikan hasil riset/penelitiannya di jurnal ilmiah,
menjadikan syarat publikasi jurnal untuk mendapatkan gelar sarjana. Di beberapa negara maju
syarat publikasi jurnal ilmiah ditetapkan kepada mahasiswa selain untuk
menambah wawasan mahasiswa terhadap akan bidang yang ditelitinya, juga untuk
mengetahui sejauh mana penilaian terhadap hasil penelitiannya dari peneliti
lain melalui penguji dari jurnal ilmiah tersebut.
Keempat, membuat prioritas penelitian. Meskipun dalam rencana strategis IPTEKNAS
sudah diletakkan beberapa prioritas pokok Iptek yang akan dikembangkan di
Indonesia, tetapi tetap saja arah penelitian yang berkembang baik di
universitas maupun di lembaga penelitian belum mampu menciptakan sebuah trade
mark tersendiri apa yang menjadi kompetensi bangsa Indonesia. Berbeda dengan Singapura, yang
meskipun sudah maju dari sisi penelitian, Singapura tetapi tetap memiliki
prioritas di bidang Bioteknologi.
Masing-masing peneliti di lembaga penelitian di Indonesia kebanyakan hanya
bekerja sendiri tanpa adanya sinergi dengan peneliti-peneliti lain untuk memfokuskan pada
satu bidang yang diteliti. Sehingga wajar kalau kita kesulitan ketika meraba
ada di mana kompetensi dari sebuah lembaga riset atau sebuah departemen di
universitas misalnya. Kondisi ini bisa jadi disebabkan karena masih lemahnya
arahan pemerintah tentang fokus penelitian.
Selain itu dana yang dianggarkan pemerintah untuk
penelitian masih sangat jauh dari kata cukup dibanding dengan negara-negara
maju. Sedikit dana tersebut kemudian disebar merata ke banyak kelompok
peneliti, namun pada akhirnya dana yang relatif kecil tersebut tidak cukup
produktif untuk menghasilkan sebuah penelitian yang berkualitas.
Saran
Untuk memajukan sains dan teknologi yang sesuai dengan negara berkembang, maka perlu adanya riset yang
handal, dan untuk mengadakan riset yang handal tersebut tentu saja memerlukan
dukungan dari seluruh pihak, baik itu akademisi, praktisi maupun dari
pemerintah sebagai birokrasi, di sinilah saatnya pemerintah ikut berperan aktif terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh para peneliti, demi terciptanya peneliti yang handal dan tidak
menutup kemungkinan mengalahkan teknologi dan sains negara negara yang
berkembang.
[2]Chong-Moon Lee (eds.), "The Silicon Valley Edge: a habitat for
innovation and entrepreneurship," Stanford University Press, 2000
titanium screws | TIITanium | TITIAN | TINIAN | TITIAN | TINIAN | TITIAN
BalasHapusTitanium screw is a 2020 ford ecosport titanium long lasting and titanium damascus knives dependable part of the titanium post earrings original titanium tv alternative TIITanium line. Use this combination as a wedge to open sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide and open the inside of the
y836p1apair854 vibrators,vibrating dildos,Discreet Vibrators,Panty Vibrators,dog dildo,dog dildo,wholesale sex toys,vibrators,dildos a833f9yhfjz484
BalasHapusg411a3dlnuh931 wholesale sex toys,bullets and eggs,realistic dildo,wholesale sex doll,sex chair,wholesale sex toys,dildos,dog dildo,realistic sex dolls a431w0tgqzf245
BalasHapusj974r5lrlkz784 realistic dildo,dildo,adult sex toys,wolf dildo,adult sex toys,silicone sex doll,horse dildo,sex dolls,realistic dildos p886n6cprlz540
BalasHapus